welcome..

welcome to feby's blog.. ^^
BEM-ITS

Kamis, 04 November 2010

Kelas 'Super' Untuk Asah Para Jenius

BEM-ITS">
Kapanlagi.com - Jangan bayangkan kalau remaja-remaja dengan IQ di atas rata-rata normal selalu berpenampilan seperti layaknya seorang kutu buku, berkaca mata tebal, kaku, dan kelihatan selalu serius. Itu misalnya dapat dilihat pada sosok sebanyak 20 siswa kelas super yang menumpang belajar di SMA Negeri 3 Setiabudi Jakarta Selatan yang memiliki IQ 150. Penampilan mereka tidak beda dengan layaknya anak baru gede (ABG) kebanyakan. Ada yang senang mengusili temannya di dalam kelas, ada yang hobi bermain game dan internet, ada yang lugu dan malu-malu, ada yang kritis tetapi sesekali curhat tentang cowok cakep yang jadi incaran, dan ada pula yang termasuk sosok jahil yang senang menyembunyikan buku teman perempuannya.
Kalau dilihat sekilas penampilan mereka tampak biasa-biasa saja, apalagi ketika saat anak-anak kelas super mengunjungi pabrik perakitan mobil BMW di kawasan Sunter Jakarta Utara. Dalam sesi tanya jawab dalam bahasa Inggris dengan Presiden Direktur PT BMW Indonesia, Josef Honsel, siswa-siswa itu terlihat malu-malu dan kurang percaya diri untuk bertanya dalam bahasa Inggris. Tentu saja, bukan karena mereka tidak menguasai atau mampu bercakap-cakap dalam berbahasa Inggris sebab materi-materi pelajaran yang mereka didapatkan di kelas super sarat dengan istilah dalam bahasa Inggris yang mau tidak mau harus dimengerti siswa.
Siswa kelas super adalah siswa-siswa yang terseleksi dari puluhan siswa SMA Negeri di Jakarta yang memiliki IQ 150 untuk dipersiapkan menjadi siswa-siswa andal mengikuti ajang olimpiade ilmu sains, matematika, dan astronomi yang saat ini banyak diselenggarakan dunia internasional. "Mereka yang lolos ujian masuk kelas super ini memiliki IQ minimal 150. Lolos tes psikologi, dengan mempertimbangkan daya tahan dan daya juang mereka dalam menyerap pelajaran sains di kelas super tersebut," ujar Kepala Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi (Dikmenti) DKI Jakarta Margani Mustar di sela kunjungan siswa kelas super itu ke pabrik perakitan mobil BMW.
Siswa-siswa kelas super ini dijaring dari sekolah-sekolah yang dipandang favorit di Jakarta, seperti SMA negeri 68, SMAN 28, SMAN 8, SMAN 61, SMAN 71, SMAN 34, dan SMAN 47. Penyelenggaraan kelas super yang dimulai pada Oktober 2005 menurut Margani dilatarbelakangi adanya fakta di masyarakat bahwa banyak siswa di sekolah yang memiliki kemampuan biasa saja, kurang pandai, pandai, dan sangat pandai. "Kami berupaya mengakomodir kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata," katanya sembari menambahkan keberadaan kelas super itu sudah sejalan dengan amanat Undang-Undang Sisdiknas no 20 tahun 2003 untuk memberikan layanan pendidikan terbaik kepada peserta didik sesuai dengan kemampuannya.
Kurikulum khusus
Program kelas super merupakan rintisan bersama antara Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Pemprov DKI Jakarta, Yayasan Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) yang diketuai Prof Yohanes Surya dan PT BMW Indonesia. Kurikulum yang digunakan tetap mengacu pada kurikulum pendidikan nasional namun digabungkan dengan kurikulum internasional dengan materi pelajaran setara dengan mata pelajaran yang diberikan pada tingkat perguruan tinggi, kata Ketua Yayasan Tim Olimpiade Fisika Indonesia Prof Yohanes. "Pelajaran utama dititikberatkan pada pelajaran sains dengan model pembelajaran berbeda dengan kelas biasa atau reguler, yakni dari segi waktu belajar enam hari sekolah dari Senin hingga Sabtu dengan waktu belajar mulai jam 7.00 wib hingga 15.00 wib," katanya.
Sedangkan tiap mata pelajaran utama bidang sains memperoleh porsi waktu empat hari untuk mendalami satu mata pelajaran, misalnya kimia. "Jadi mulai dari hari Senin hingga Kamis siswa hanya menerima mata pelajaran Kimia, sedangkan dua hari sisanya Jumat dan Sabtu digunakan untuk mendalami mata pelajaran penunjang seperti bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Agama, Etika, Kesenian dan sebagainya," kata Yohanes. Kelas super saat ini memiliki dua jurusan yakni, fisika dan matematika, dan tahun depan akan dibuka jurusan biologi dan kimia. Para pengajar kelas super berasal dari kalangan akademisi dari perguruan tinggi ternama dengan keahlian di bidang sains yang telah teruji.
Jumlah pengajar di kelas super saat ini sebanyak 22 orang, di antaranya terdapat empat doktor, satu profesor, 13 lulusan S2, dan empat sarjana untuk mata pelajaran non sains. "Para pengajar tersebut dibayar maksimal satu juta rupiah sehari, terutama untuk para pengajar bidang sains," tambahnya. Setiap hari menjelang usai pelajaran sekolah, untuk mata pelajaran sains, para siswa diberikan tes untuk menguji seberapa jauh mereka menyerap pelajaran yang diberikan para guru. Masuk ke kelas super menjadi sebuah prestasi tersendiri. Karena prestasi tersebutlah kemudian pengelola membebaskan biaya pendidikan bagi para siswanya.
Yohanes mengatakan, untuk tetap semangat berprestasi setiap siswa harus meraih nilai minimal 7,5 untuk setiap mata pelajaran yang merupakan standar nilai olimpiade nasional. "Kalau mereka gagal mempertahankan selama satu tahun pelajaran, maka siswa harus siap "drop out" dari kelas super dan kembali ke kelas reguler," tambahnya.
Jenuh
Padatnya mata pelajaran yang diterima siswa khususnya untuk mata pelajaran sains ternyata tidak membuat siswa-siswi kelas super ini menjadi jenuh, justru sebagian dari mereka mengaku sangat menikmati pelajaran tersebut. "Enggak sampai jenuh malah seneng sebab materi yang kita dapatkan selalu berkembang dan nggak ngulang-ngulang seperti waktu di kelas reguler dulu. Apalagi kita mempunyai kesempatan diskusi baik dengan teman atau pengajar yang lebih menguasai ilmu tersebut," ujar Friska. Senada dengan Friska, Dina mengaku senang-senang saja menjalani proses belajar mengajar di kelas super. "Kita ketemu teman-teman yang masing-masing memiliki keunggulan di masing-masing mata pelajaran berbeda jadi pasti nyambung".
Meski para siswa mengaku merasa senang menggeluti rumus-rumus dan angka-angka rumit di kelas, namun sebagai remaja normal mereka juga terkadang merasa kelelahan, bosan dan membutuhkan rekreasi. "Para pembimbing di kelas super sudah paham kapan siswa sudah mulai kelihatan lelah dan bosan," kata Aritonang, staf Yayasan TOFI. Tanda-tanda itu akan dikenali, katanya, misalnya ketika terlihat mereka mulai terlihat gemas dan kadang-kadang bertingkah usil kepada teman lainnya. "Kalau sudah begitu biasanya kami ajak mereka bersantai. Kadang-kadang pergi bersama-sama menonton ke bioskop atau berekreasi ke tempat santai," katanya.
Meski di tengah kondisi pemerataan pendidikan nasional yang masih penuh ketimpangan, namun bibit-bibit unggul penerus masa depan bangsa tetap harus ditumbuhkan melalui pendekatan kerjasama pemerintah dan swasta. Pola kemitraan pemerintah dan swasta di dunia pendidikan tercermin dari kerjasama yang terjalin antara Pemprov DKI sebagai penyedia sarana dan prasarana, Yayasan TOFI menyiapkan kurikulum dan pengajar, sedangkan PT BMW Indonesia menjadi sumber pembiayaan pendidikan. "PT BMW Indonesia menginginkan agar pelayanan pendidikan bagi bibit unggul siswa berprestasi tidak terabaikan karena keterbatasan dana. Sebagai funding partner kelas super, pihaknya ingin menjadi pionir untuk mendukung pelajar yang memilikiminat dan bakat dalam dunia sains dan penelitian di Indonesia," ujar Direktur Komunikasi BMW Indonesia Helena Abidin. (by)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar