welcome..

welcome to feby's blog.. ^^
BEM-ITS

Minggu, 25 September 2011

Lomba Resensi Buku Serambi 2011

Kau tidak bisa berbicara sepatah kata pun, kau memelukku erat-erat dan tidak ingin ditinggalkan. Kau hanya bisa meneteskan air mata.“
"Aku ini mata keranjang dan tidak punya tanggung jawab, juga tak bisa merayu dengan romantis, tapi mengapa kau masih ingin hidup denganku?”
"Entahlah, barangkali aku berhutang padamu di kehidupan sebelumnya.
“Bagiku kedatanganmu begitu berat di dalam hati dan aliran darahku dan mendatangkan kepedihan. Segala sukacita dan harapan hanyalah menjadi kelelahan dan kemuraman dalam hatiku. Tolong berikan aku salju angin yang dahsyat dan malam musim dingin yang panjang.”
 “Aku pernah terdiam, tiada berharap pernah mencintaimu. Aku bahkan menahan siksaan malu dan cemburu. Aku pernah setulus hati dengan lembutnya mencintaimu, kuharap Yang Kuasa menganugerahi kekokohan laksana besi.”

RESENSI
Zhao Mei, gadis lugu yang cantik, berangkat ke Odessa, Ukraina, untuk belajar musik. Siapa sangka nasib membawanya bertemu dengan Sun Jiayu, pria tampan yang hidup di dunia gelap. Jiayu berprofesi sebagai penyelundup barang impor dari China. Itu sebabnya hidupnya tidak pernah tenang meskipun bergelimang harta. Perkenalan Mei dengan Jiayu sungguh bukan perkenalan yang lazim.
Jiayu menyelamatkan Mei saat tanpa sengaja berada ditengah-tengah perkelahian antar geng. Saat itu, Mei hanya mendengar suaranya saja, baru belakangan ia mengenali wajah orang yang menolongnya. Ternyata wajah orang yang menolongnya sama dengan wajah yang membuat Peng Weiwei, sahabatnya patah hati, juga wajah yang akan menghiasi hari-harinya kelak.
Teman-teman Mei memperingatkan bahwa Jiayu bukan pria baik-baik dan gemar main perempuan. Tapi Mei tidak peduli, karena dia yakin Jiayu adalah cinta sejatinya, walaupun sebelum bertemu Jiayu, Mei belum pernah menjalin hubungan yang serius. Kisahnya dapat diibaratkan seperti saat cinta bicara, akal sehat pun bungkam. Itulah yang menjadi benang merah dalam novel ini. Kisah cinta mereka berdua dibumbui dengan perkelahian antar geng, mafia, rasa cemburu dan amarah. Mereka berdua menjalani hubungan dengan mengalir, apa adanya.
Satu sama lain saling mencintai dan menunjukkan cintanya dengan cara yang unik, yang jarang dilakukan oleh orang banyak. "Aku tidak pernah tahu seperti apa masa lalunya dan tidak pernah bisa menggenggam masa depannya. Tetapi pada saat ini, aku tahu dengan jelas dan pasti bahwa aku mencintai lelaki ini. Tak perduli apa pun yang telah ia lakukan dulu", ungkapan hati Mei yang tulus untuk Jiayu.  Jiayu merupakan “lelaki pertama” bagi Mei, walau Jiayu baru menyadari itu setelah sekian lama telah mengenal sosok Mei. "Saat dia masuk, aku tidak bisa menahan tangis. Karena sakit, juga karena keperawanan yang kupertahankan selama dua puluh dua tahun terenggut olehnya”, ungkap Mei saat itu.
Cobaan terberat bagi cinta mereka adalah ketika Jiayu ditangkap polisi atas tuduhan pembunuhan sehingga butuh uang banyak untuk membebaskannya. Jiayu rela membuat dirinya ditangkap polisi agar Mei tidak terkena sasaran peluru dari orang-orang yang ingin membunuhnya. Jiayu mengirimi Mei uang untuk bersekolah musik sesuai keinginannya, walau uang itu akhirnya dibakar oleh Mei. Jiayu menjauhi Mei demi keselamatan diri Mei.
Ungkapan “Perempuan tak bisa melupakan lelaki yang mampu membuat mereka meneteskan air mata. Begitu juga halnya dengan lelaki. Mereka hanya ingat pada perempuan yang pernah membuat mereka sakit hati", membuatku berpikir tentang lelaki yang telah membuat aku meneteskan air mata sehingga aku berada dalam kondisi seperti ini. Dan aku juga berharap semoga tak ada lelaki yang pernah merasa sakit hati olehku.
Ada pelajaran lain yang dapat ditarik dari novel ini, yaitu berciuman secara berlebihan dapat menimbulkan bahaya. “Bibirnya merapat ke bibirku. Aku dengan bodohnya menyambut, saking senangnya terasa nyawa mau melayang, rasanya agak pusing, mungkin kurang oksigen”, begitu ungkapan Mei dalam novel ini. Jadi, jangan lupa menarik napas panjang sebelum maupun setelah berciuman. (by) ^^v

 *oleh : Farida Febriana

DATA BUKU

Judul : FIRST LOVE FOREVER LOVE
Anak Judul : Cinta Pertama Abadi Selamanya
Pengarang : Shu Yi
Penerjemah : Pangesti Bernardus
ISBN : 978-979-024-205-0
Ukuran buku : 13 x 20,5 cm
Tebal : 545 hlm
Cover : Soft Cover
Penerbit : Serambi
Cetakan : ketiga, Maret 2010

Kategori : Romance

Senin, 08 November 2010

Sekolah khusus anak2 jenius Indonesia IQ diatas 150



         Berbicara mengenai mutu sekolah di Indonesia, rupa2nya BMW bersedia  membantu mendirikan sekolah khusus utk anak2 jenius ber IQ 150  keatas, dan gratis kecuali utk beli buku dari saku sendiri. Diharapkan bahwa sekolah2 ini suatu hari akan menghasilkan pemenang
hadiah Nobel utk Fisika, Matematika atau Kimia atau mungkin juga  Ekonomi etc dari Indonesia. Utk lengkapnya silahkan baca sendiri dibawah ini salam vivat
Kelas Super, Wadah Pendidikan Khusus Bagi Anak-Anak Jenius  IQ di Atas 150, Nilai Matematika 10 Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi (Dikmenti) DKI Jakarta bekerjasama dengan Yayasan Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI), dan  Bayerische Motoren Werke (BMW) Indonesia baru saja me-launching kelas  super khusus bagi anak jenius. September nanti, pendidikan bagi anak- anak pilihan ini akan dimulai.  PRESTASI anak-anak Indonesia di berbagai olimpiade sains  internasional melahirkan inspirasi untuk membuat wadah bagi anak-anak  yang berkemampuan tinggi. Karena itulah dibuat kelas khusus bagi anak- anak jenius yang nantinya akan mewakili Indonesia dalam berbagai even  internasional. Untuk  sementara, kelas super ini baru dibuka di Jakarta. Ke depan, Dikmenti  akan mengembangkan ke beberapa kota, seperti Surabaya, Semarang,  Jogjakarta, dan Bandung.
Anak-anak berkemampuan super, memang ditengarai sangat banyak di  Indonesia. Ketua Yayasan TOFI Prof Yohanes Suryo, pernah menguji IQ  1.500 siswa SMA di Indonesia. Di antara anak-anak tersebut, terdapat 40 siswa yang memiliki IQ di atas 150.  Untuk di Jakarta, Dinas Dikmenti meminjam salah satu ruang SMAN 3  Jakarta sebagai tempat belajar anak-anak kelas super. Alasannya,  fasilitas yang tersedia di sekolah sudah memadai. Lokasinya juga
cukup strategis, yakni di kawasan Kuningan. Kelas super juga akan  memanfaatkan laboratorium-laboraturium di beberapa SMA lain. Dalam satu-dua minggu ini proses seleksi akan dilakukan. Menurut  Yohanes Suryo, yang berhak mengikuti seleksi adalah siswa yang
memiliki nilai total minimal 28 dalam ujian nasional SMP, atau dengan  rata-rata nilai minimal 9,33. Syarat lainnya, yakni memiliki nilai  matematika 10. 
Hasil penjaringan sementara, terdapat sekitar 3.000 siswa yang  memenuhi persyaratan di atas. Selain itu akan diseleksi 2.000 siswa  yang memiliki minat khusus di bidang sains. "Jadi total yang akan  diseleksi sebanyak 5.000 siswa. Mereka akan menjalani tes potensi
akademik (TPA). Jumlah itu dikerucutkan menjadi 50 siswa untuk  mengikuti tes wawancara. Lantas, seperti apa kelas super ini nantinya? Dalam satu kelas terdiri dari 20-40 siswa. Mereka akan dibimbing oleh  tenaga pengajar khusus bergelar master dan doktor (S2 dan S3). Para  guru ini berasal dari beberapa lembaga seperti BPPT, Puspitek, ITB,  dan sebagainya. Tentu saja, honor guru-guru ini juga berstandar lebih tinggi dibanding guru biasa. Maklum, BMW Indonesia memberikan support yang besar dalam program ini.
Kurikulum yang diberikan juga sedikit berbeda. Siswa akan mendapat  materi pelajaran selevel dengan perguruan tinggi. Pada saat kelas I, para siswa akan mendapat pelajaran fisika,
biologi, kimia, matematika, dan komputer. Materinya disamakan dengan  yang diterima mahasiswa semester pertama dan kedua. Untuk materi  bahasa Inggris, akan diarahkan untuk penguasaan materi percakapan.  Sedangkan, pelajaran bahasa Indonesia difokuskan untuk memberikan kemampuan menulis karya ilmiah. Para siswa ini juga diberi materi  budi pekerti serta pelajaran musik klasik. Saat naik ke kelas dua, siswa sudah diarahkan pada spesialisasi pelajaran tertentu. Makanya, materi sains yang diberikan juga fokus  pada salah satu pelajaran, yakni matematika, kimia, biologi, atau  kimia. Kelompoknya dirampingkan menjadi 5 siswa setiap kelas.  Penyampaian materi juga dalam bahasa Inggris. Sedangkan pelajaran  bahasa Inggris diarahkan pada kemapuan TOEFL dan menulis paper.
Untuk menambah wawasan, juga diberikan materi ekonomi, sosial, dan  budaya. Juga diberikan materi kepemimpinan mengasah kemampuan para  siswa dalam presentasi dan diskusi.
Naik ke kelas kurikulumnya berbeda lagi. Materi pelajaran sains sudah  diarahkan sepadan dengan materi-materi dalam olimpiade sains  internasional. Pelajaran bahasa Inggris difokuskan pada kemampuan  presentasi, debat, dan membuat proposal penelitian. Mereka juga
mendapat pelajaran bahasa asing lain sesuai pilihan. Misalnya, Bahasa  Jerman, Prancis, Jepang, Mandarin, Korea, atau lainnya.  Karena para siswa diarahkan untuk go international, mereka juga  dibarikan sejarah dunia. Para siswa ini disiapkan menjadi anggota tim  olimpiade sains yang mewakili Indonesia.
Bagaimana dengan biayanya? Kadis Dikmenti Margani M Mustar  menjelaskan, para siswa tidak dipungut biaya sepeser pun, kecuali  untuk buku pelajaran. Di kelas super ini setiap siswa memiliki 10  buku referensi. Kebetulan semuanya adalah buku impor. Harga buku-buku
ini diperkirakan sebesar USD 1.000. (by)
 Meniru Cara China Nasib anak-anak jenius di Indonesia mungkin masih banyak yang  terabaikan. Hanya mereka yang memiliki perhatian dan dukungan dana  besar, yang mampu menunjukkan kebolehannya di tingkat internasional.  Tapi siapa tahu, di pelosok-pelosok negeri juga terdapat anak-anak  berpotensi lebih. Apa salahnya membimbing mereka untuk menyejajarkan   bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lain di bidang sains?  Inilah yang kerap mengusik parasaan penggagas kelas super Prof  Yohanes Surya, yang juga Ketua Yayasan Tim Olimpiade Fisika Indonesia  (TOFI). Model kelas super ini sebenarnya pernah ada di  China. Di negara tersebut, siswa yang akan ikut olimpiade fisika  dititipkan di salah satu perguruan tinggi. Mereka akan mendapat  pelajaran fisika setingkat perguruan tinggi.
Dengan model seperti  itu, China bisa meraih 5 medali emas di olimpiade fisika  internasional. Kelas super tentu saja tidak hanya mengeksploitasi  kemampuan otak anak-anak jenius. Juga tidak semata-mata demi  mengangkat nama bangsa Indonesia di mata internasional. Ada pekerjaan  lain yang juga harus dipikirkan, yakni masa depan anak-anak jenius  itu. Salah satu pilihan yang bisa diambil adalah mencarikan beasiswa anak- anak jenius itu ke perguruan tinggi ternama di luar negeri. Pertimbangan masa depan juga yang membuat kelas super memberikan  materi-materi pelajaran selain sains. Mereka akan diberi materi- materi ekonomi, sosial, budaya, bahkan budi pekerti. Lalu, mengapa hanya di buka di Jakarta? Ternyata kelas super ini memang masih tahap awal. Sebenarnya sudah ada  beberapa proposal yang masuk. Di antaranya dari Maluku dan  Riau. Kalau kita punya  sepuluh kelas super saja, pasti kita bisa mengalahkan China. (by)
BEM-ITS">">

Kamis, 04 November 2010

kumpulan manusia jenius dari berbagai negara

BEM-ITS">
Ini adalah kumpulan dari manusia yang berasal dari berbagai negara (maaf Indonesia tidak perwakilan’na nu.. :’( )
Manusia - manusia berikut ini adalah satu dari seribu kelahiran :

1. Kim Ung-Yong : Manusia Ber-IQ Tertinggi di Dunia]

Lahir pada tahun 1962, Anak dari Korea ini dinobatkan sebagai manusia jenius di seluruh dunia. Bayangkan Pada unur 4 tahun, dia sudah bisa membaca huruf Jepang, Korea,Jerman,Inggris. Pada umur 5 tahun ia mampu memacahkan masalah pada soal kalkulus. ia mencatatkan dirinya pada Guinness Book of World Records dengan "Highest IQ" 210.

2. Gregory Smith : Mendapatkan Penghargaan Nobel Pada Usia 12
Lahir pada tahun 1990, Gregory Smith mencatatkan namanya pada nobel perdamaian. berkat usahanya dalam mendirikan International Youth Advocates. Perkumpulan Orang muda seluruh dunia.
Ia pernah bertemu langsung dengan Presiden Bush, dan juga Michael Gorbacev lhow..
 
3. Akrit Jaswal : Dokter Bedah usia 7 tahun
Julukan "anak terpandai di dunia" telah melekat pada Akrit Jaswal, seoarang anak dari India. Ia mengejutkan Publik, ketika pada umur 7 tahun melakukan pembedahan pada seorang gadis lokal di tempatnya. gadis itu menderita luka bakar di tangannya, hingga tangannya tidak dapat dibuka, dan jaswalpun melakukan pembedahan hingga jemari gadis itu bisa terbuka seperti sedia kala.
Saat ini, ia tercatat sebagai dokter paling muda di dunia, ia diterima di Universitas pada usia 11 tahun.

4. Cleopatra Stratan : Bocah Penyanyi Berusia 3 Tahun dengan Gaji 1000€ per lagu
Lahir Pada 6 Oktober 2002 di Chisinau. ia adalah pencatat sejarah di Industri musik sebagai seorang penyanyi. Dengan albumnya tahun 2006 La vârsta de trei ani ("pada usia 3"). Dia mencatat record seorang artis cilik yang tampil diatas panggung dengan ribuan penggemarnya. Dia juga menerima penghargaan MTV Award dalam Artis termuda yang mencetak #1 Hit 

5. Aelita Andre : Pelukis di usia 2 tahun
Anak kelahiran Australia ini, baru berumur dua tahun sudah menunjukkan kualitasnya sebagai jenius, ia memiliki sebuah gedung pertunjukkan untuk karya-karya abstraknya.
Pada mulanya Mark Jamieson, direktur dari Brunswick Street Gallery di Melbourne's Fitzroy. Tretarik melihat sebuah poto lukisan dari Aelita Andre. dan dia menginginkannya bergabung dalam grupnya karena bakat lukisannya itu. Ketika undangan telah dibuat, ia baru saja menyadari bahwa Aelita adalah anak yang masih berumur 22 bulan. Namun ia tetap melanjutkan pertunjukannya itu.


6. Saul Aaron Kripke : Mengajar Havard saat Masih Duduk di Bangku SMA
Lahir di New York dan tumbuh dewasa di Omaha di 1940. Jenius satu ini, saat kelas empat ia menguasai aljabar, saat akhir SD ia sudah bisa geometri, kalkulus dan filsafat. Saat SMU ia memperoleh surat dari Harvard agar melamar sebagai dosen, namun ibunya menyuruhnya untuk menamatkan sekolahnya dahulu.
Kripke dihadiahi Schock Prize, Nobel Filosofi. Sekarang, ia dinobatkan sebagai ahli filsafat terbesar dalam sejarah


7. Michael Kevin Kean : Lulus kuliah pada umur 10 tahun
Kaerny, lahir tahun 1984, ia menyelesaikan kuliah pada umur 10 tahun. dan tercatat sebagai sarjana termuda. ia mengajar universitas pada usia 17 tahun. Namanya semakin mencuat kala dia memenangkan sebuah kuis online. Pada 2006, dia mencapai final di tanda burnett/aol perebutanGold Rush, permainan menguji/teka-teki, dan menjadi pemenang pertama 1 juta di permainan kenyataan online.

8. Fabiano Luigi Caruana : Grandmaster pada usia 14
Seorang anak berwarga negara America dan Italia ini sungguh jenius. Pada tahun 2007 ia memperoleh Grandmasternya, 11 bulan, 20 hari. sejarah telah mencatat namanya dalam Grandmaster termuda.
Dan baru-baru ini pada bulan April 2009, ia memperoleh Elo rating 2649, dalam usianya yang dibawah 18 tahun, membuatnya sebagai pemeroleh ranking terbanyak, dan menakjubkan, hal itu dilakukannya sebelum usianya genap 18 tahun.

9. Willie Mosconi : Pemain Bilyard Professional pada usia 6thn
Mendapat julukan "Tuan Pocket Billiards". Dia berasal dari Philadelphia, Pennsylvania. Ayahnya seorang pemilik tempat Billyard, namun ayahnya tidak mengizinkannyamain, ia sering berimprovisasi dengan gagang sapu milik ibunya. Ayahnya melihat bakat anaknya, ia sering mengalahkan orang-orang yang lebih tua darinya.
Antara tahun 1941 dan 1957, dia memenagkan BCA World Championship selama 15 kali tanpa pernah kalah sekalipun. ia memebuat berbagai macam trik, membuat banyak rekor, dan membuat billyard menjadi olahraga yang terkenal

10. Elaina Smith : Penyiar Usia 7 tahun
Dalam usianya yang 7 tahun Elaina telah menjadi penyiar radio dengan pendengar yang melebihi umurnya. Elaina banyak memberikan solusi tentang percintaan kepada para pendengarnya. Bagaimana caranya memutuskan pacar, Bagaimana caranya untuk membina hubungan yang harmonis. benar-benar Jenius..!!!!!
NB : Biasanya juga ada phutu'na, tp gmbar2'na ngga isa mucul, hu..hu.. :'( 
Trz mohon utk dimaafkan mbak2 n mz2..
Just for share ae.. ternyata Indonesia belum punya, hehe..
aiio..kapan Indonesia mau nyusul nuiy.. ^^ (by)

Kisah Duka Anak-anak Jenius

BEM-ITS">

BAGAIMANA bayangan Anda terhadap anak-anak jenius? Apakah Anda membayangkan bahwa anak-anak ini adalah anak penyandang gen perfek berotak encer, gemerlap, dan selalu mendapat medali? Ternyata masa kecil mereka penuh dengan rasa sedih, duka, dan lara. Semuanya karena apa yang mereka hadirkan baik dari segi perilaku dan kemampuan meraih prestasi di sekolah justru jauh di bawah rata-rata anak normal. Mereka seringkali brutal, keras kepala, semaunya, sulit diatur, dan sering berkelahi. Prestasi di sekolah juga nol. Sebagian besar anak-anak ini justru tidak survive, banyak dari mereka yang dilatar belakangi oleh ketidak harmonisan rumah tangga, dan tekanan dari pihak sekolah justru membuat mereka melarikan diri ke arah kenakalan remaja, depresi, stres, atau mengalami gangguan biologis karena masalah psikologis (psikosomatis).
Mengapa demikian? Itu semua karena anak-anak ini mempunyai karakter yang sangat khusus. Mereka merupakan kelompok anak tersendiri, yang lain dari anak lain. Pada masa balita, dokter sering menuding mereka sebagai anak yang mengalami gangguan perkembangan. Baik dari perkembangan fisik, perkembangan psikologis, atau juga gangguan kemampuan bicara, komunikasi, dan sosial. Waktu di kelas-kelas awal sekolah dasar mereka sering disangka mengalami gangguan perkembangan inteligensia, atau kurang cerdas. Bahkan sering tertuding sebagai pembuat onar di kelas, tidak punya konsentrasi, dan sulit diberi pelajaran, tidak mau membuat pekerjaan rumah, serta membangkang. Di kelas sering melamun, tidur di meja, dan lebih senang memainkan pinsilnya, daripada mengikuti pelajaran. Di kelas satu dan dua bahkan mereka sulit diajar membaca, menulis, bahkan berhitung sekalipun. Penampilan mereka tidak seperti anak jenius atau anak berbakat sebagaimana layaknya yang kita bayangkan. Mereka lebih macam anak urakan tapi dungu. Benarkah demikian?
Yang kita ingat, orang yang terbilang jenius adalah Einstein, Michelangello, Thomas Alfa Edison, Rembrant, van Gogh, Bach, dan sebagainya. Lalu jarang kita dengar lagi ada kelompok jenius yang kelasnya bagai mereka. Kemanakah mereka? Tidak pernah lahirkah? Sebenarnya banyak. Dua persen dari anak yang lahir, adalah kelompok jenius. Tetapi mereka hilang ditelan perkembangan kebudayaan yang lebih banyak peraturannya, pendidikan yang seragam, pemeriksaan anak balita yang lebih teliti, yang semuanya mengacu pada norma normal, sehingga mereka tampak sebagai anak tidak normal, bahkan terdiagnosa berbagai macam gangguan perkembangan. Misalnya saja yang dijelaskan oleh kelompok psikolog ahli anak-anak berbakat Amerika dalam pertemuan tahunannya di Washington Agustus tahun lalu, yang menjelaskan bahwa akhir-akhir ini di Amerika terjadi banyak kesalahan diagnosa pada anak-anak maupun dewasa berbakat dan berbakat. Kesalahan ini bukan saja dilakukan oleh psikiater, dokter anak, tetapi juga oleh psikolog sendiri, maupun tenaga kesehatan lainnya. Tersering mereka terdiagnosa sebagai autis asperger, PDDNOS, Attention Deficit Hyperactivity Disoredr (ADHD), Oppotitional Defiant Disorder (OD), Obsessive Compulsive Disorder (OCD), dan Mood Disoreder seperti Cyclothymic Disorder, Dysthymic Disorder, Depression, serta Bi-Polar Disoreder.
Kesalahan diagnosa ini umumnya karena mereka memiliki karakteristik perkembangan sosial dan emosional yang diasumsikan secara keliru oleh kelompok profesional. Sementara itu anak-anak itu adalah anak-anak yang mempunyai risiko psikologik apabila dorongan atau motivasi internalnya yang kuat untuk mengembangkan intelektualnya terhalangi dan tidak tercapai. Risiko ini berupa jatuhnya mereka ke dalam masalah-masalah psikologis seperti depresi yang dalam, perilaku menarik diri, rendah diri yang hebat, atau sebaliknya menjadi anak yang sangat sulit diatur, selalu melawan, dan agresif. Seorang yang ternyata dewasanya jenius namun kecilnya penuh duka lara adalah Alice Miller, yang tahun 1979 mulai menuliskan kisahnya dalam sebuah buku berjudul: Das Drama des begabten Kindes und die Suche nach dem wahren Selbst, Eine Um-und Fortschreibung (Kisah drama seorang anak jenius-dalam mencari jati dirinya).
Duka lara Alice Miller berawal dari diagnosa para profesional yang menyatakan bahwa dirinya menderita dari diagnosa para profesional yang menyatakan bahwa dirinya menderita penyakit jiwa bawaan yang menurut para dokter akan terus diidapnya seumur hidup. Karena itu ia harus menjalankan berbagai terapi yang dimaksudkan untuk mengurangi gangguan itu.
Emosinya yang meledak-ledak segera diredam dengan berbagai tablet psikotropika. Dia juga pada akhirnya mengalami depresi yang berat, rasa malu, dan rendah diri, serta tak mampu lagi bergaul. Pada waktu ia bisa menyelesaikan sekolah psikologinya, ia menyadari bahwa diagnosa yang diterimanya keliru, sehingga ia sibuk melakukan rehabilitasi diri guna menyembuhkan luka dari berbagai terapi semasa kecilnya itu, yang ia rasakan sebagai penganiayaan psikologis.
Buku Alice Miller yang mengharukan, detail, dan memberi pengertian akan artinya bimbingan pada anak-anak jenius ini, laku keras, hingga yang diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda saja sudah dicetak ulang pada tahun 2000 hingga yang ke 23 kalinya. Buku ini diterjemahkan dalam berbagai bahasa di dunia.
Duka lara akibat perkembangan khusus pada anak-anak jenius ini, tampak sejak ia dilahirkan. Ia merupakan bayi yang besar dengan ukuran kepala yang besar, sehingga kebanyakan anak-anak ini lahir bukan dengan cara normal tetapi ditarik dengan tang, vacum, atau melalui pembedahan. Sejak bayi ia mengalami alergi susu yang berat, yang menyebabkan kulitnya penuh eksim, serta alergi berbagai macam dan tidak spesifik. Selain alergi berbagai makanan dan sayuran, ia juga alergi Matahari, cuaca dingin, obat-obatan, plastik, logam, pakaian nilon, dan sebagainya. Alerginya bukan hanya di kulit, bisa berupa mencret dan sembelit, tidak bisa bersendawa, batuk pilek, radang telinga, radang mata, dan asma. Dalam pemeriksaan darah laboratorium sering ditemukan anak-anak ini memiliki berbagai angka laboratorium yang berbeda dengan angka rata-rata anak normal. Terlalu tinggi atau terlalu rendah. Tampak seolah mereka menderita kekurangan berbagai mineral dan vitamin dalam tubuhnya. Banyak di antara mereka yang mengalami gangguan penyerapan makanan, dan kekurangan enzym pencernaan. Mereka juga mempunyai masalah dalam pemilihan jenis makanan yang mereka suka.
Pada saat balita penciuman anak-anak ini belum bekerja baik untuk mencium enaknya bau makanan. Mereka sangat peka dalam penglihatan, dan mempunyai sifat yang sangat perfeksionis. Dalam memilih makanan anak-anak ini hanya memilih satu jenis makanan dengan satu warna yang bagus dan bentuk yang bagus. Karena itu sebagian anak-anak ini berbadan terlalu kurus dengan kepala dan jidat yang besar, atau berbadan besar. Meski hanya makan dengan jumlah yang sedikit dan hanya itu-itu saja, kecuali soal alergi, boleh dikata mereka anak yang tampak sangat sehat, tidak mudah jatuh sakit, dan bergerak terus tidak capai-capainya.
Anak-anak ini mempunyai kemauan internal yang sangat kuat, keras kepala, tetapi tidak tahan rutinitas. Dan usia SD kelas satu atau kelas dua, yang menonjol justru keras kepala dan motivasi internalnya yang besar. Dengan begitu mereka tidak tertarik mengikuti kegiatan belajar di sekolah yang melelahkan karena terlalu rutin. Melihat hal ini guru seringkali menuding mereka sebagai anak yang tidak cerdas. Terlebih anak ini tidak mau mengulang kebolehannya, dan tidak bisa disuruh menunjukkan kebolehannya. Banyak di antara orangtua yang bercerita bahwa anaknya bisa membaca dan berhitung, tetapi jika diuji di sekolah si anak bungkam. Mereka adalah anak yang didaktif, bukan anak yang deduktif. Kemampuan pengembangan intelektualnya adalah atas dasar motivasi internalnya, dan tidak bisa diajari, atau tidak mau diajari.
Sifat perfeksionis menyebabkan mereka tidak mau mengerjakan tugas memberi warna pada figur-figur dengan potlot berwarna. Mereka merasa hasil pekerjaannya sangat jelek, tidak seindah contohnya yang dibuat oleh percetakan. Perkembangan motorik halus mereka juga mengalami keterlambatan sehingga mereka bagai tidak kuat memegang pinsil barang semenit pun. Jari-jari mereka cepat lelah, dan hasil latihan menulisnya sungguh sangat jelek. Mencong-mencong, tidak lurus, dan bergelombang. Melihat hasil ini semua, lagi-lagi sifat perfeksionis mereka menyebabkan mereka frustrasi. Banyak di antara anak-anak ini juga mengalami disleksia, yaitu gangguan perkembangan syaraf dan bola mata. Seringkali anak-anak ini memerlukan koreksi karena matanya astigmatis. Disleksia menyebabkannya melihat huruf terbalik-balik, dia bingung mana yang p dan mana yang q, atau mana yang d dan mana yang b. Disleksianya menyebabkan ia tidak mengerti lagi harus menulis dari sebelah kiri atau kanan, akhirnya ia mengalami gangguan menulis, membaca, dan juga berhitung. Lengkaplah penderitaannya, jika ia dituntut bagai anak normal. Apalagi jika dijatuhi mempunyai vonis bahwa ia mempunyai kemampuan atau kecerdasan di bawah rata-rata. Dan lebih ironis lagi, jika setiap sore dia dituntut oleh orangtua untuk mengambil les menulis dan berhitung, serta di rumah dipaksa belajar setengah mati. (by)

Kelas 'Super' Untuk Asah Para Jenius

BEM-ITS">
Kapanlagi.com - Jangan bayangkan kalau remaja-remaja dengan IQ di atas rata-rata normal selalu berpenampilan seperti layaknya seorang kutu buku, berkaca mata tebal, kaku, dan kelihatan selalu serius. Itu misalnya dapat dilihat pada sosok sebanyak 20 siswa kelas super yang menumpang belajar di SMA Negeri 3 Setiabudi Jakarta Selatan yang memiliki IQ 150. Penampilan mereka tidak beda dengan layaknya anak baru gede (ABG) kebanyakan. Ada yang senang mengusili temannya di dalam kelas, ada yang hobi bermain game dan internet, ada yang lugu dan malu-malu, ada yang kritis tetapi sesekali curhat tentang cowok cakep yang jadi incaran, dan ada pula yang termasuk sosok jahil yang senang menyembunyikan buku teman perempuannya.
Kalau dilihat sekilas penampilan mereka tampak biasa-biasa saja, apalagi ketika saat anak-anak kelas super mengunjungi pabrik perakitan mobil BMW di kawasan Sunter Jakarta Utara. Dalam sesi tanya jawab dalam bahasa Inggris dengan Presiden Direktur PT BMW Indonesia, Josef Honsel, siswa-siswa itu terlihat malu-malu dan kurang percaya diri untuk bertanya dalam bahasa Inggris. Tentu saja, bukan karena mereka tidak menguasai atau mampu bercakap-cakap dalam berbahasa Inggris sebab materi-materi pelajaran yang mereka didapatkan di kelas super sarat dengan istilah dalam bahasa Inggris yang mau tidak mau harus dimengerti siswa.
Siswa kelas super adalah siswa-siswa yang terseleksi dari puluhan siswa SMA Negeri di Jakarta yang memiliki IQ 150 untuk dipersiapkan menjadi siswa-siswa andal mengikuti ajang olimpiade ilmu sains, matematika, dan astronomi yang saat ini banyak diselenggarakan dunia internasional. "Mereka yang lolos ujian masuk kelas super ini memiliki IQ minimal 150. Lolos tes psikologi, dengan mempertimbangkan daya tahan dan daya juang mereka dalam menyerap pelajaran sains di kelas super tersebut," ujar Kepala Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi (Dikmenti) DKI Jakarta Margani Mustar di sela kunjungan siswa kelas super itu ke pabrik perakitan mobil BMW.
Siswa-siswa kelas super ini dijaring dari sekolah-sekolah yang dipandang favorit di Jakarta, seperti SMA negeri 68, SMAN 28, SMAN 8, SMAN 61, SMAN 71, SMAN 34, dan SMAN 47. Penyelenggaraan kelas super yang dimulai pada Oktober 2005 menurut Margani dilatarbelakangi adanya fakta di masyarakat bahwa banyak siswa di sekolah yang memiliki kemampuan biasa saja, kurang pandai, pandai, dan sangat pandai. "Kami berupaya mengakomodir kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata," katanya sembari menambahkan keberadaan kelas super itu sudah sejalan dengan amanat Undang-Undang Sisdiknas no 20 tahun 2003 untuk memberikan layanan pendidikan terbaik kepada peserta didik sesuai dengan kemampuannya.
Kurikulum khusus
Program kelas super merupakan rintisan bersama antara Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Pemprov DKI Jakarta, Yayasan Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) yang diketuai Prof Yohanes Surya dan PT BMW Indonesia. Kurikulum yang digunakan tetap mengacu pada kurikulum pendidikan nasional namun digabungkan dengan kurikulum internasional dengan materi pelajaran setara dengan mata pelajaran yang diberikan pada tingkat perguruan tinggi, kata Ketua Yayasan Tim Olimpiade Fisika Indonesia Prof Yohanes. "Pelajaran utama dititikberatkan pada pelajaran sains dengan model pembelajaran berbeda dengan kelas biasa atau reguler, yakni dari segi waktu belajar enam hari sekolah dari Senin hingga Sabtu dengan waktu belajar mulai jam 7.00 wib hingga 15.00 wib," katanya.
Sedangkan tiap mata pelajaran utama bidang sains memperoleh porsi waktu empat hari untuk mendalami satu mata pelajaran, misalnya kimia. "Jadi mulai dari hari Senin hingga Kamis siswa hanya menerima mata pelajaran Kimia, sedangkan dua hari sisanya Jumat dan Sabtu digunakan untuk mendalami mata pelajaran penunjang seperti bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Agama, Etika, Kesenian dan sebagainya," kata Yohanes. Kelas super saat ini memiliki dua jurusan yakni, fisika dan matematika, dan tahun depan akan dibuka jurusan biologi dan kimia. Para pengajar kelas super berasal dari kalangan akademisi dari perguruan tinggi ternama dengan keahlian di bidang sains yang telah teruji.
Jumlah pengajar di kelas super saat ini sebanyak 22 orang, di antaranya terdapat empat doktor, satu profesor, 13 lulusan S2, dan empat sarjana untuk mata pelajaran non sains. "Para pengajar tersebut dibayar maksimal satu juta rupiah sehari, terutama untuk para pengajar bidang sains," tambahnya. Setiap hari menjelang usai pelajaran sekolah, untuk mata pelajaran sains, para siswa diberikan tes untuk menguji seberapa jauh mereka menyerap pelajaran yang diberikan para guru. Masuk ke kelas super menjadi sebuah prestasi tersendiri. Karena prestasi tersebutlah kemudian pengelola membebaskan biaya pendidikan bagi para siswanya.
Yohanes mengatakan, untuk tetap semangat berprestasi setiap siswa harus meraih nilai minimal 7,5 untuk setiap mata pelajaran yang merupakan standar nilai olimpiade nasional. "Kalau mereka gagal mempertahankan selama satu tahun pelajaran, maka siswa harus siap "drop out" dari kelas super dan kembali ke kelas reguler," tambahnya.
Jenuh
Padatnya mata pelajaran yang diterima siswa khususnya untuk mata pelajaran sains ternyata tidak membuat siswa-siswi kelas super ini menjadi jenuh, justru sebagian dari mereka mengaku sangat menikmati pelajaran tersebut. "Enggak sampai jenuh malah seneng sebab materi yang kita dapatkan selalu berkembang dan nggak ngulang-ngulang seperti waktu di kelas reguler dulu. Apalagi kita mempunyai kesempatan diskusi baik dengan teman atau pengajar yang lebih menguasai ilmu tersebut," ujar Friska. Senada dengan Friska, Dina mengaku senang-senang saja menjalani proses belajar mengajar di kelas super. "Kita ketemu teman-teman yang masing-masing memiliki keunggulan di masing-masing mata pelajaran berbeda jadi pasti nyambung".
Meski para siswa mengaku merasa senang menggeluti rumus-rumus dan angka-angka rumit di kelas, namun sebagai remaja normal mereka juga terkadang merasa kelelahan, bosan dan membutuhkan rekreasi. "Para pembimbing di kelas super sudah paham kapan siswa sudah mulai kelihatan lelah dan bosan," kata Aritonang, staf Yayasan TOFI. Tanda-tanda itu akan dikenali, katanya, misalnya ketika terlihat mereka mulai terlihat gemas dan kadang-kadang bertingkah usil kepada teman lainnya. "Kalau sudah begitu biasanya kami ajak mereka bersantai. Kadang-kadang pergi bersama-sama menonton ke bioskop atau berekreasi ke tempat santai," katanya.
Meski di tengah kondisi pemerataan pendidikan nasional yang masih penuh ketimpangan, namun bibit-bibit unggul penerus masa depan bangsa tetap harus ditumbuhkan melalui pendekatan kerjasama pemerintah dan swasta. Pola kemitraan pemerintah dan swasta di dunia pendidikan tercermin dari kerjasama yang terjalin antara Pemprov DKI sebagai penyedia sarana dan prasarana, Yayasan TOFI menyiapkan kurikulum dan pengajar, sedangkan PT BMW Indonesia menjadi sumber pembiayaan pendidikan. "PT BMW Indonesia menginginkan agar pelayanan pendidikan bagi bibit unggul siswa berprestasi tidak terabaikan karena keterbatasan dana. Sebagai funding partner kelas super, pihaknya ingin menjadi pionir untuk mendukung pelajar yang memilikiminat dan bakat dalam dunia sains dan penelitian di Indonesia," ujar Direktur Komunikasi BMW Indonesia Helena Abidin. (by)