welcome..

welcome to feby's blog.. ^^
BEM-ITS

Kamis, 04 November 2010

Alia Sabur, Anak Super Jenius yg Raih Gelar Profesor Umur 18 Thn

BEM-ITS">
Alia Sabur, Anak Super Jenius yg Raih Gelar Profesor Umur 18 Thn

MUNGKIN ada banyak anak jenius di dunia ini, namun yang berhasil meraih gelar profesor di usia yang masih sangat belia tentu hanya terbilang jari. Alia Sabur adalah salah satunya. Bahkan menurut catatan Guinness World Record -setelah melakukan verifikasi- hanya Alia satu-satunya remaja yang berhasil meraih gelar profesor dalam usia menjelang 19 tahun. Gelar profesor itu didapat remaja bertubuh subur ini, baru-baru ini, persisnya ketika berusia 18 tahun 362 hari. Jabatannya sekarang adalah profesor penuh pada Departemen Pengembangan Teknologi Peleburan Konkuk University, Seoul Korea Selatan.  Tak mengherankan kalau Alia yang kelahiran Amerika, 22 Februari 1989 ini ditetapkan Guinness World Record sebagai profesor termuda di dunia. Jauh sebelum Alia, Guinness Record juga pernah mencatat seorang remaja super jenius, Colin Maclaurin yang meraih gelar profesor matematika di Marischal College, Scotlandia, 30 Septemebr 1717, saat usianya 19 tahun.
Setelah itu Guinness belum mencatat lagi remaja yang bisa mengalahkan capaian Colin, sampai akhirnya muncul Alia Sabur. Sejak kecil Alia memang sudah dijuluki bocah ajaib saking cerdasnya. Mungkin kita semua tak mampu membayangkan kalau Alia ternyata sudah bisa membaca pada usia 8 bulan. Sungguh ajaib! Ketika bayi-bayi seusianya sedang sibuk belajar merangkak atau bahkan berjalan, Alia justru sedang sibuk membaca. Semua orang, bahkan orangtuanya, makin tercengang ketika pada usia 2 tahun ia telah membaca "Web Charlotte'' sebuah bacaan yang harusnya tidak dimengerti anak seusianya. The New York Times tak mampu menyembunyikan keheranannya atas keajaiban Alia. Dikatakan juga bahwa keajaiban Alia yang bisa membaca di usia 8 bulan hanya merupakan keajaiban awal dari serangkaian keajaiban yang dibuat bocah ini hingga remaja sekarang. Sayangnya New York Times tidak membahas bagaimana bayi umur 8 bulan sudah bisa membaca dan dengan cara apa dia belajar.
Hanya dijelaskan bahwa sang ibu, Julia, seorang wartawan televisi lokal, dengan suka rela melepas pekerjaannya sebagai wartawan ketika putri satu-satunya memasuki usia 5 tahun. Hal tersebut dilakukan Julia demi pendidikan Alia yang perkembangannya di atas rata-rata anak seusianya. Pada usia 5 tahun Alia telah menyelesaikan kurikulum dasar membaca di sebuah sekolah negeri di Long Island. Nilai-nilainya yang cemerlang membuat Alia mendapat kesempatan lompat kelas dan akhirnya masuk sekolah menengah.  Tapi perkembangan Alia yang dianggap terlalu maju, menyulitkan para gurunya dan akhirnya mereka (guru) pun menyerah. Pihak humas sekolahnya menyatakan, mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan Alia yang diibaratkan terlalu haus ilmu pengetahuan.

Guru Kewalahan
Masalah ini pun ternyata bukan hanya dihadapi sekolah tersebut, sebuah sekolah privat terbaik di Manhattan pun menyatakan hal yang sama dan mengatakan tak mampu lagi mengajar Alia. Penolakan kemudian muncul juga dari universitas di mana sang ibu mendaftarkannya. Ia dianggap terlalu muda masuk ke sana. Ya maklum saja, usianya masih 10 tahun. "Bayangkan di grade empat, muridnya hanya aku. Aku belajar sendirian," ungkap Alia yang penyandang ban hitam karate ini. Beruntung ada sebuah universitas negeri di Stony Brook yang akhirnya mau menampung Alia. Maka jadilah bocah 10 tahun ini mahasiswa termuda di universitas itu. Bisa jadi hanya Alia-lah satu satunya mahasiswa yang ditunggui orangtuanya tiap hari ketika sedang kuliah.
Nyatanya, Alia bukan hanya termuda tapi dia juga menjadi mahasiswa tercerdas di sana. Uniknya, Alia jarang mencatat pelajaran yang diberikan. Ia hanya mendengarkan, dan menyerap pelajaran yang diberikan dosennya lewat mata dan pendengarannya saja.  Kalaupun ada catatan pastinya yang penting-penting saja. Selebihnya ia hanya menyimak baik-baik penjelasan dosennya. Tapi hasilnya luar biasa, nilai-nilainya sangat cemerlang.

Selalu Lapar Belajar
Profesor Harold Metcalf, guru besar ilmu fisika yang juga mengajar Alia, hanya bisa terkagum-kagum pada kemampuan bocah gendut ini. Sebenarnya beliau sudah biasa melihat anak-anak cerdas di usia belia, misalnya 15-16 tahun, tapi bukan 10 tahun sepertinya. Kalau dia mengajukan pertanyaan, seperti bukan anak 10 tahun yang mengajukanpertanyaan tersebut. Beliau melihat Alia seperti orang yang selalu merasa lapar belajar, sehingga apapun dilahapnya. Bahkan materi-materi berat sanggup dipecahkan Alia dengan mudah. Alia adalah sosok anak impian semua orangtua. Ini memang sungguh luar biasa ajaib. Metcalf tak habis pikir dengan fenomena Alia ini. Untunglah Alia memiliki seorang ibu yang bijaksana dan memahami perkembangan anaknya. Julia tahu kalau Alia tumbuh luar biasa, dan tak ingin Alia kehilangan masa kanak-kanaknya juga ia tak ingin Alia menjadi anak yang a-sosial.
Maka Julia pun mengkursuskan Alia pada sekolah musik, dia juga mendapat kesempatan bermain dengan anak-anak seusianya. Di satu sisi Alia tengah memecahkan rumus-rumusan rumit teori fisika, kimia, di sisi lain, terlihat Alia asyik bermain boneka bersama teman-temannya. Suatu pemandangan yang kontradiktif. Di sekolah musik itu, Alia mempelajari alat musik tiup klarinet. Ternyata di bidang ini pun prestasi Alia sungguh cemerlang, sehingga gurunya Ricardo Morales pun tak segan memasangnya dalam sebuah pagelaran besar opera orkestra. Pada usia 11 tahun ia telah tampil bersama The Rockland Symphony. Orang berpikir orang seperti Alia adalah a-sosial. Tapi Alia, tidak. Keluarganya telah melakukan segala sesuatu untuk mencegah hal itu terjadi. Karenanya Anda lihat sendiri, Alia bukan hanya memiliki teman seumurnya, dia juga mengikuti berbagai kursus yang intinya sebenarnya mengajarkan Alia bersosialisasi dengan teman-temannya.
Memang pada awalnya Alia dipaksa melakukan itu (bersosialisasi), tapi lama kelamaan ia pun terbiasa bahkan menyukainya. Bagi sang ibu tujuannya buka kemampuan Alia lulus dengan cepat, tapi bagaimana dia mendapat pendidikan seimbang. Kejeniusan Alia memang mengundang decak kagum siapa saja. Di usianya yang ke-14 tahun ia menyelesaikan kuliahnya di Universitas Negeri Stony Brook, usia 15 tahun ia meraih Ph.D. dan 18 tahun menjadi profesor. Mau tahu berapa lama waktu yang dia butuhkan untuk menyelesaikan ujian sarjananya? Hanya 15 menit. Wow! (by)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar